Kediri, sergaponline.online – Pemerintah Kabupaten Kediri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pendidikan inklusif dan berkualitas. Salah satu bentuk nyatanya adalah pembangunan Sekolah Rakyat (SR) di Desa Plosokidul, Kecamatan Plosoklaten. Namun, dari lahan seluas 14,74 hektare yang disiapkan, hanya sekitar 7,62 hektare saja yang akan digunakan untuk pembangunan sekolah tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kediri, Ariyanto. Ia menjelaskan bahwa sesuai standar dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), kebutuhan lahan untuk pembangunan 36 ruang kelas di satu kompleks Sekolah Rakyat mencakup jenjang SD, SMP, dan SMA hanya separuh dari total lahan awal. “Itu (lahan, Red) untuk membangun 36 kelas dan berbagai sarana pendukung lainnya,” terang Ari, Senin (27/5).
Adapun sisa lahan yang tidak terpakai akan tetap menjadi aset milik Pemkab Kediri. Ari menyebut, kemungkinan besar tanah tersebut akan dimanfaatkan kembali untuk keperluan pertanian seperti sebelumnya. “Bisa ditanami tebu lagi seperti semula. Tapi pemanfaatan selanjutnya masih dalam kajian,” tambahnya.
Menurut Ari, target dari pemerintah pusat adalah agar Sekolah Rakyat tersebut bisa mulai dioperasikan tahun depan. Rencananya, akan dibuka kelas 1 untuk masing-masing jenjang pendidikan. Meski begitu, jadwal pembangunan gedung sekolah masih menunggu kepastian dari kementerian. “Kami masih menanti informasi lanjutan. Tapi akses jalan, jaringan listrik, dan air bersih sudah siap,” jelas Ari.
Sembari menunggu pembangunan fisik di Plosokidul, Pemkab Kediri mempercepat pembenahan gedung sementara di Balai Pengembangan Kompetensi ASN (BPKASN), Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan. Gedung ini akan menjadi lokasi awal kegiatan belajar-mengajar bagi siswa Sekolah Rakyat.
Kabid Pengembangan Kompetensi ASN BKD Kabupaten Kediri, Priyo Adi Nugroho, menyatakan bahwa proses rehabilitasi ringan gedung terus berjalan. “Sudah dilakukan pengecatan dan perbaikan dinding. Pembangunan fasilitas cuci dan laundry juga berjalan dengan progres sekitar 30 persen,” ungkapnya.
Untuk tahap awal, Pemkab Kediri akan merekrut 100 siswa dari jenjang kelas X SMA. Mereka direncanakan mulai belajar pada Juli mendatang.
Priyo berharap, Sekolah Rakyat ini bukan sekadar fasilitas pendidikan biasa, namun menjadi simbol kesetaraan dan harapan bagi generasi muda Kediri. “Kami ingin memberikan pengalaman belajar yang berkualitas dan inklusif, terutama bagi anak-anak dari kalangan yang selama ini kurang terjangkau pendidikan formal,” tegasnya.
Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Kementerian PU, diharapkan kehadiran Sekolah Rakyat bisa menjadi inovasi penting dalam dunia pendidikan di Kabupaten Kediri.(red.al)
Posting Komentar