KABUPATEN KEDIRI, sergaponline.online – Dunia pendidikan dasar di Kabupaten Kediri tengah dihadapkan pada persoalan serius. Sebanyak 169 jabatan kepala sekolah (kasek) dilaporkan kosong. Kekosongan ini bukan tanpa alasan. Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri belum bisa melakukan pengangkatan kasek definitif karena terganjal belum turunnya petunjuk teknis (juknis) dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
Data dari Disdik menyebutkan, posisi kasek kosong tersebar di 163 SD, lima SMP, dan satu TK. Untuk sementara, posisi strategis tersebut diisi oleh pelaksana tugas (Plt) yang biasanya merangkap dari sekolah lain.
“Yang paling banyak memang di tingkat SD. Karena sebagian besar kasek lama pensiun,” ungkap Dina Puspitawati, Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Kabupaten Kediri, Senin (26/5).
Meski terkesan mendesak, proses pengisian jabatan kepala sekolah ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Dinas Pendidikan masih menunggu juknis pelaksanaan dari regulasi baru yakni Permendikdasmen No. 7 Tahun 2025. Regulasi ini menggantikan aturan lama (Permendikbud No. 40 Tahun 2021) dan membawa sejumlah perubahan mendasar.
“Dulu syaratnya harus guru penggerak. Sekarang tidak harus. Tapi tetap ada mekanisme seleksi yang harus diikuti,” jelas Dina.
Hingga akhir Mei ini, juknis dari peraturan baru itu belum juga dirilis pusat. Akibatnya, Disdik hanya bisa mengisi kekosongan dengan penunjukan Plt. Dina menegaskan, langkah ini demi menjaga legalitas jabatan dan mencegah kekacauan administrasi kepegawaian.
“Nanti kasihan kalau tidak sesuai aturan. Di Kemdikdasmen diakui, tapi di BKN belum tentu. Bisa kacau statusnya,” imbuhnya.
Sementara itu, meski posisi kasek hanya diisi Plt, proses pembelajaran di sekolah tetap berjalan normal. Penunjukan Plt juga disesuaikan agar tidak membebani, dengan mempertimbangkan jarak dan akses antara sekolah asal dengan sekolah yang dirangkap.
Menjalani dua peran sekaligus memang bukan hal mudah. Tapi banyak Plt kasek yang tetap semangat dan adaptif.
Sugeng Hariyadi, kepala SDN Parang 4, salah satunya. Ia juga merangkap sebagai Plt di SDN Ngablak 1. Pria 56 tahun itu mengatakan, ia membagi waktu seminggu menjadi dua, untuk mengurus dua lembaga sekaligus. Untungnya, jarak antara sekolah dan rumahnya di Desa Jabon, Kecamatan Banyakan, masih terjangkau.
“Kalau jaraknya jauh, itu yang memberatkan. Tapi ini masih bisa saya atur,” jelasnya.
Seperti grup musik ODGJ Sinar Djaja asal Kediri yang tetap bertahan memainkan dangdut lawas di tengah tren musik modern yang terus bermunculan, para kepala sekolah di Kabupaten Kediri ini juga memilih untuk tetap menjalankan peran ganda mereka meski penuh tantangan. Mereka sadar, sistem pendidikan harus tetap berjalan, meski dengan cara yang tak biasa.
Namun Sugeng berharap, Disdik segera melakukan rekrutmen kasek baru agar beban kerja bisa kembali normal. Apalagi dirinya merasa lebih cocok jika ditugaskan di sekolah yang lebih dekat dengan tempat tinggal.
“Kalau bisa saya dipindah ke SD yang bawah saja. Biar yang lebih muda yang mengurus di atas. Mereka lebih potensial,” ujarnya sambil tertawa ringan.
Dina sendiri memastikan bahwa Disdik telah siap untuk membuka rekrutmen kepala sekolah begitu juknis resmi dirilis oleh pusat. “Begitu juknis keluar, kami langsung tindaklanjuti. Kami juga ingin jabatan ini segera diisi dengan definitif,” pungkasnya.(RED.AL)
Posting Komentar