Persik Kediri Terancam Jadi Tim Musafir, Stadion Brawijaya Belum Memenuhi Standar Pencahayaan

  


KEDIRI,  sergaponline.online  – Stadion Brawijaya, yang selama ini dikenal sebagai kandang sakral Macan Putih, kini berada di ujung tanduk. Minimnya pembenahan infrastruktur membuat tim kebanggaan warga Kediri itu terancam kehilangan rumahnya sendiri di kompetisi Liga 1 musim 2024/2025.

Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persik, Tri Widodo, secara terbuka menyatakan kekhawatiran itu. “Kalau lampunya nggak di-upgrade menjadi 1.500 lux, sudah pasti tidak di sini (Stadion Brawijaya, red),” ujarnya, Selasa (28/5).

Ia menambahkan bahwa PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah menetapkan standar minimal pencahayaan stadion sebesar 1.500 lux. Sayangnya, pencahayaan di Stadion Brawijaya belum mencapai angka tersebut. Bahkan, insiden lampu padam yang sempat terjadi kini menjadi catatan serius dari operator liga.

"Regulasi ini wajib dipenuhi. Tidak ada kompromi. Dan itu bukan hanya soal lampu, tapi juga keamanan dan kenyamanan pertandingan," tegas Widodo.

Hanya Enam Stadion di Jatim yang Lolos Standar

Dari catatan LIB, hanya enam stadion di Jawa Timur yang memenuhi standar pencahayaan tersebut: Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Gelora Delta Sidoarjo, Stadion Ratu Pamelingan Pamekasan, Stadion Surajaya Lamongan, Gelora Joko Samudro (GJS) Gresik, dan Stadion Kanjuruhan Malang.

“Musim depan home-nya nanti akan kami bicarakan dengan manajemen. Ke Sidoarjo kah, ke Gresik, atau ke Lamongan,” lanjut Widodo.

Macan Putih Masih Ingin Bertahan di Rumah Sendiri

Terpisah, Manajer Tim Persik Kediri, Mochamad Syahid Nur Ichsan, menyampaikan bahwa pihaknya masih memiliki harapan besar untuk tetap bermarkas di Stadion Brawijaya.

“Rasanya cukup berat kalau harus menjadi tim musafir. Atmosfer dan semangat tim sangat dipengaruhi oleh dukungan langsung suporter di kandang,” ucap Ichsan.

Dia berharap dalam beberapa bulan ke depan, Pemkot Kediri atau pihak terkait bisa segera melakukan pembenahan, setidaknya menyasar catatan krusial dari LIB seperti pencahayaan dan sistem drainase stadion.

Masalah Lama yang Kembali Terulang

Seperti diketahui, musim lalu Persik Kediri sempat tidak diizinkan menggunakan Stadion Brawijaya untuk menggelar pertandingan. Saat itu, Macan Putih terpaksa menggelar laga kandang melawan PSM Makassar dan Persija Jakarta di Stadion Supriadi Blitar.

Bukan tanpa sebab. Dua insiden padamnya lampu saat laga kontra Persis Solo (14/2) dan Dewa United FC (1/3) menjadi penyebabnya. Belum lagi saat hujan deras mengguyur, lapangan stadion tergenang dan membuat pertandingan melawan PSS Sleman (19/1) berjalan kurang optimal.

“Kami akui masih banyak pekerjaan rumah. Tapi stadion ini bukan hanya milik Persik, ini bagian dari identitas Kediri. Sudah seharusnya semua pihak turut menjaga dan merawatnya,” kata Ichsan.

Regulasi pencahayaan sendiri telah diatur secara tegas dalam Pasal 16 Regulasi Liga 1 Musim 2024/2025, yang menyatakan bahwa setiap stadion harus memiliki pencahayaan minimal 1.500 lux agar dapat digunakan dalam pertandingan malam hari.

Kini, harapan seluruh pecinta Persik hanya satu: agar Stadion Brawijaya tidak sekadar menjadi simbol sejarah, tetapi juga tetap menjadi rumah perjuangan tim Macan Putih.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama