Mojokerto, sergaponline.online– Dikenal sebagai “Miniatur Semeru”, Gunung Penanggungan menjadi salah satu destinasi favorit para pendaki, baik pemula maupun profesional. Gunung yang memiliki ketinggian 1.653 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini tak hanya menawarkan panorama alam memukau, tetapi juga menyimpan jejak peradaban Hindu-Buddha yang kental.
Memasuki musim liburan, aktivitas mendaki gunung kembali diminati. Gunung Penanggungan yang terletak di perbatasan Kabupaten Mojokerto dan Pasuruan ini pun menjadi pilihan menarik karena daya tarik alam dan historis yang dimilikinya.
Gunung Suci dengan Jejak Peradaban
Gunung Penanggungan, yang dalam Kakawin Negarakartagama disebut sebagai Gunung Pawitra, dipercaya sebagai salah satu dari tujuh gunung suci tempat bertapa para resi. Kata Pawitra berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti suci atau keramat.
Kepercayaan ini diperkuat oleh berbagai prasasti dan situs kuno yang tersebar di lereng gunung, seperti Prasasti Cunggrang di Pasuruan. Para wisatawan tidak hanya menikmati pendakian, tetapi juga menyusuri jejak sejarah lewat candi dan petirtaan yang masih berdiri hingga kini.
Beberapa situs yang bisa dijumpai antara lain Candi Kendalisodo, Candi Kama, Candi Lurah, Petirtaan Jolotundo, dan Puncak Bekel.
Ragam Jalur Pendakian
Gunung Penanggungan memiliki lima jalur pendakian resmi yang bisa dipilih:
Jalur Tamiajeng (Trawas)
Jalur favorit dengan medan relatif stabil dan waktu tempuh sekitar dua jam. Terdapat Bukit Bayangan yang jadi spot andalan untuk menikmati matahari terbit dan terbenam.Jalur Jolotundo (Trawas)
Dikenal sebagai jalur ziarah karena banyaknya situs kuno, seperti Candi Bayi. Cocok bagi peziarah dan pencinta sejarah.Jalur Kedungudi (Trawas)
Jalur yang juga sarat peninggalan bersejarah dengan trek yang cukup menantang.Jalur Wonosunyo
Melewati Candi Sumber Tetek, jalur ini lebih sepi dan cocok bagi pendaki yang mencari ketenangan.Jalur Gajah Mungkur (Ngoro)
Jalur berat yang direkomendasikan hanya untuk pendaki berpengalaman. Masih alami dan minim petunjuk, pendaki diminta tidak berjalan seorang diri.
Keindahan Puncak dan Akses Lokasi
Puncak Gunung Penanggungan menyajikan pemandangan spektakuler terutama saat matahari terbit. Dari sini, siluet Gunung Arjuno dan Gunung Welirang terlihat jelas di cakrawala.
Akses paling umum ke gunung ini melalui Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, sekitar 30 km dari pusat Kota Mojokerto. Pendaki harus melewati Pos Perizinan Pendakian di sekitar area Koramil Trawas untuk mengurus perizinan.
Tiket dan Fasilitas
Jam operasional: 24 jam
Tiket masuk: Rp 15.000 per orang
Parkir: Rp 10.000 (motor), Rp 20.000–25.000 (mobil)
Fasilitas: Toilet dan musala tersedia di beberapa basecamp (terbatas)
Pendaki diimbau membawa identitas diri, surat keterangan sehat, dan perlengkapan lengkap. Karena tidak ada sumber air di sepanjang jalur, disarankan membawa air minum yang cukup.
Gunung Penanggungan bukan hanya tempat rekreasi, tapi juga ruang kontemplasi yang menggabungkan keindahan alam dan kekayaan sejarah. Setiap langkah pendakian adalah perjalanan menuju masa lalu yang sakral dan memikat. (red:a)
Posting Komentar