Kediri, sergaponline.online – Kabupaten Kediri dinilai memiliki potensi wisata yang besar dan bisa menjadi solusi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), terutama di tengah kebijakan efisiensi anggaran. Hal tersebut disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Kediri, Totok Minto Leksono, dalam diskusi publik bertajuk "Dampak Efisiensi Anggaran Daerah: Untung atau Buntung?" yang digelar oleh Jawa Pos Radar Kediri pada Kamis (19/6).
Totok menilai, wilayah Kediri yang luas – mencapai sekitar 138.605 hektare dan terbagi dalam 27 kecamatan – menyimpan beragam potensi yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan. "Mulai dari keindahan Gunung Kelud, landmark Simpang Lima Gumul, hingga daya tarik wisata religi seperti Gereja Puhsarang. Bahkan, ada Kampung Inggris Pare yang sudah mendunia," ujarnya.
Ia menambahkan, Kampung Inggris di Pare merupakan aset unik yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia. Tak sedikit tokoh nasional hingga wisatawan dari luar negeri yang datang untuk belajar dan berkunjung. “Ini bisa menjadi identitas atau brand daerah,” tegas Totok.
Menurutnya, pengembangan sektor wisata dan jasa merupakan salah satu jalan untuk mendorong kemandirian ekonomi daerah. "Semakin tinggi PAD, semakin mandiri daerah itu," jelasnya. Ia pun menyoroti pentingnya menarik kunjungan wisatawan sebanyak mungkin untuk meningkatkan serapan ekonomi lokal.
Totok juga menyambut baik kehadiran Bandara Dhoho sebagai infrastruktur pendukung. Namun, ia mengakui bahwa tingkat penggunaan bandara oleh masyarakat masih rendah. Ia mengusulkan adanya kebijakan tingkat regional agar penerbangan domestik dari wilayah Karesidenan Kediri terpusat melalui Bandara Dhoho. “Kalau itu bisa dijalankan, dampaknya luar biasa bagi perekonomian,” ujarnya.
Selain Totok, diskusi yang berlangsung di teras kantor Jawa Pos Radar Kediri itu juga menghadirkan Kepala BPPKAD Kota Kediri Sugeng Wahyu Purba Kelana, Dosen Ekonomi UNP Kediri Edi Susanto, serta Ketua PHRI Kediri Raya Sri Rahayu Titik Nuryati. Beberapa pelaku industri hotel dan restoran juga turut hadir dalam forum tersebut.
Dalam kesempatan itu, berbagai masukan diberikan agar efisiensi anggaran tidak menghambat pertumbuhan ekonomi, melainkan bisa menjadi momentum untuk memperkuat sektor-sektor potensial, terutama pariwisata dan jasa. (red.a)
Posting Komentar