Kediri, sergaponline.online – Usia tak menjadi penghalang bagi pasangan suami istri asal Desa Sambirejo, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri ini untuk terus berkarya. Adalah Hariyadi dan Nike Hermawati, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang merintis bisnis perhiasan dari mutiara sejak 2008, dan kini sukses memasarkan produknya hingga luar Jawa—bahkan ke Kalimantan dan Sulawesi.
Meski hanya berbekal peralatan sederhana di teras rumah, semangat pasangan ini tak pernah surut. Beralaskan tikar dan menghadap meja lipat portable, Nike dengan cekatan menyusun perhiasan handmade bermodal butiran mutiara asli dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Setiap ada pesanan, kami kerjakan langsung di sini,” tutur Nike, sambil menunjukkan proses pelubangan mutiara secara manual.
Merintis dari Nol, Belajar Secara Otodidak
Awal perjalanan mereka tak mudah. Pendapatan di tahun-tahun pertama berdagang sangat terbatas. Bahkan, pernah hanya meraup omzet Rp 125 ribu dalam sehari, itupun setelah ditawar pelanggan.
Namun, semangat untuk berkembang terus ditanamkan. Mereka aktif mengikuti berbagai event pameran, bazar UMKM, dan door to door marketing ke luar kota. Strategi itu membuahkan hasil. Kini, pesanan datang dari berbagai daerah besar seperti Surabaya, Sidoarjo, Solo, Yogyakarta, Jakarta, bahkan Tangerang, Cikarang, Sulawesi, dan Kalimantan.
“Dulu pelanggan dari Sulawesi pernah memesan hingga Rp 58 juta. Sedangkan dari Kalimantan nilainya Rp 48 juta,” ungkap Nike bangga.
Harga Mahal, Tapi Seimbang dengan Kualitas
Produk perhiasan seperti cincin, kalung, anting, hingga gelang yang mereka buat dibanderol dari Rp 100 ribu hingga belasan juta, tergantung jenis mutiara dan kerumitan desainnya.
Menurut Nike, sebagian orang mungkin menilai harganya mahal. Namun mereka tak memahami sulitnya proses pembuatan, mulai dari pemilihan mutiara berkualitas tinggi dari kerang tua hingga proses manual tanpa mesin. Belum lagi pengerjaan yang harus rapi dan sesuai permintaan pelanggan.
“Karena semua handmade, ada saja revisi 2 sampai 3 kali. Tapi itu demi kepuasan pelanggan,” imbuhnya.
Pernah Berjaya di Dunia Kuliner
Sebelum serius menggeluti kerajinan mutiara, pasangan ini juga sempat sukses di dunia kuliner olahan jamur. Bahkan, mereka mengembangkan sistem franchise dan memiliki hingga 30 mitra.
Namun, seiring waktu, passion mereka berlabuh di dunia perhiasan. Hingga kini, keduanya masih setia mengembangkan produk mutiara, sembari terus belajar dari tiap pesanan yang masuk.
“Dulu pernah usaha jamur, juga sempat fashion. Tapi akhirnya kami fokus di mutiara ini,” pungkas Nike. (RED.A)
Posting Komentar