Kediri, sergaponline.online – Ritual budaya larung sesaji di kawasan Gunung Kelud kembali digelar dan disambut antusias oleh ratusan warga, Minggu (6/7). Warga tampak memadati pelataran parkir atas untuk mengikuti prosesi serta berebut gunungan sayur dan buah-buahan sebagai simbol berkah dari alam.
Prosesi larung dimulai sekitar pukul 06.30 WIB, diawali dengan doa bersama oleh sejumlah sesepuh desa lereng Kelud yang mengenakan pakaian serba hitam. Sesaji berupa aneka tumpeng, buah-buahan, umbi-umbian, hingga dua ekor ayam kemudian dibawa ke kawah Gunung Kelud untuk dilarung sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Pelaksanaan larung di kawah dilakukan secara tertutup oleh perwakilan sesepuh desa. Sementara itu, antusiasme warga sudah memuncak saat gunungan hasil bumi mulai diarak panitia. Bahkan sebelum aba-aba selesai, warga langsung menyerbu dan berebut isi gunungan.
“Luar biasa. Ini lebih ramai dari tahun sebelumnya,” ujar Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi, yang tampak ikut menyaksikan acara tersebut. Ia tertawa melihat warga yang sudah siap dengan tas kresek sebelum prosesi selesai. “Belum selesai aba-aba, mereka sudah ‘menyerang’ duluan,” ujarnya.
Mustika menjelaskan bahwa larung sesaji merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas berkah Gunung Kelud. Ia menegaskan bahwa Pemkab Kediri berkomitmen menjadikan Kelud sebagai destinasi wisata unggulan, baik nasional maupun internasional.
Untuk itu, pihaknya fokus pada pemenuhan unsur 3A dalam pengembangan wisata, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Larung sesaji termasuk bagian dari atraksi budaya yang akan terus dilestarikan. Di sisi lain, perbaikan akses jalan menuju Kelud dan pengembangan penginapan juga tengah diupayakan untuk mendukung peningkatan jumlah wisatawan.
“Wisata Kabupaten Kediri harus naik kelas. Ini pekerjaan rumah bukan hanya untuk Dinas Pariwisata, tapi seluruh elemen harus terlibat,” tegas Mustika.
Salah satu pengunjung, Nuryani (53), warga Desa Sumberagung, Wates, mengaku senang bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut. “Sebenarnya di rumah beli juga bisa. Tapi ada kesenangan tersendiri, ada keseruannya. Kan gak setiap hari ada,” ujarnya sambil tersenyum memamerkan sayur dan buah hasil rebutan.
Dengan semangat gotong royong dan kekayaan budaya yang terus dilestarikan, Gunung Kelud diyakini akan semakin menarik wisatawan dari berbagai penjuru. (RED.A)
Posting Komentar