Martabak Mas Je Banjir Pembeli di Festival Kuno-Kini Kediri, Laris hingga 1.200 Picis Sehari

   


Kediri,  sergaponline.online – Festival Kuno-Kini 2025 yang digelar di kawasan Simpang Lima Gumul tak hanya menjadi wadah promosi produk UMKM non-kuliner, tetapi juga surga bagi pencinta makanan tradisional dengan sentuhan kekinian. Salah satu stan kuliner yang menyedot perhatian ribuan pengunjung adalah Martabak Madura milik Wiji Winaryo (39), pria asal Kecamatan Ngasem yang lebih dikenal dengan sapaan Mas Je.

Di hari keenam pelaksanaan festival, stan Martabak Mas Je menjadi magnet utama para pencinta jajanan khas, dengan antrean pembeli yang tak pernah sepi. Dalam sehari, Mas Je bahkan mengaku mampu menjual hingga 1.200 picis martabak, dengan omzet menembus angka Rp 8 juta.

“Satu porsi isinya dua biji, saya jual lima ribuan. Kalau satuan tetap dua ribu lima ratus, tapi biar nggak ribet kembalian, saya jadikan satu porsi,” kata Mas Je sembari tersenyum ramah.

Yang membuat martabak Mas Je berbeda adalah kombinasi isiannya yang unik, yakni perpaduan sayur, usus ayam, dan mie bihun, lengkap dengan sambal petis racikan sendiri yang memberi sensasi rasa gurih dan pedas yang khas. Proses produksi martabak dilakukan langsung oleh Mas Je di lokasi acara, dibagi dalam dua sesi — siang dan sore — untuk menjaga kualitas makanan tetap segar.

“Saya bikin semua sendiri. Mulai dari kulit sampai sambalnya. Teman-teman saya cuma bantu goreng dan melayani pembeli,” imbuhnya.

Momen paling ramai terjadi saat malam minggu dan Minggu pagi, terutama ketika pengunjung memadati area festival bersama keluarga. Tak jarang, pengunjung membeli martabak Mas Je dalam jumlah besar. “Pernah ada yang beli sampai seratus ribu sekaligus,” cerita Mas Je.

Dalam catatannya, jam tutup stan seringkali lebih cepat dari jadwal, karena stok martabak yang disiapkan selalu habis sebelum malam benar-benar larut.

“Kemarin saya sudah bawa stok banyak banget, tapi tetap aja habis jam setengah 10 malam. Biasanya setengah 8 saya udah pulang kalau hari biasa,” ujarnya.

Menariknya, Mas Je bukanlah penjual martabak biasa. Ia memulai usaha ini pada tahun 2023 dengan belajar otodidak lewat YouTube, sebelum sempat berhenti karena merawat ibunya yang sakit. Baru pada 2024, ia kembali aktif berjualan dan membawa brand Martabak Mas Je semakin dikenal luas.

Tak hanya di festival, Mas Je juga rutin mangkal di area Car Free Day (CFD) setiap Minggu dan hari libur. Selain martabak, ia juga menjalankan usaha nasi kebuli ayam di rumah, yang ia liburkan sementara selama mengikuti event besar seperti Festival Kuno-Kini.

“Kalau ada event kayak gini, saya full fokus di martabak. Nasi kebulinya libur dulu. Soalnya kalau dua-duanya jalan, saya nggak sanggup tenaga dan waktunya,” jelasnya.

Kisah perjuangan Mas Je menjadi contoh inspiratif bahwa dengan ketekunan, kreativitas, dan semangat pantang menyerah, peluang usaha bisa tumbuh dari hal sederhana dan berujung pada kesuksesan luar biasa.

Festival Kuno-Kini tak hanya jadi ajang promosi, tetapi juga membuka ruang bagi pelaku UMKM kuliner lokal untuk dikenal lebih luas. Semangat seperti inilah yang membawa harapan baru bagi ekonomi kreatif dan keberlanjutan UMKM di Kediri.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama