Dari Penjual Jajanan ke Juara Jujitsu: Kisah Rosa Amalia, Atlet Emas Porprov Jatim 2025

 

Kediri,  sergaponline.online     – Hidup dalam keterbatasan dan cemoohan sejak kecil tak membuat Rosa Amalia menyerah pada keadaan. Justru dari sanalah gadis asal Ngadiluwih, Kabupaten Kediri ini menempa mental baja. Kini, di usia 23 tahun, Rosa sukses membuktikan diri sebagai juara jujitsu, peraih medali emas pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025 di nomor Newaza Under 63 kg.

Ditemui di salah satu tempat makan di Jalan PK Bangsa, Rosa tampak santai mengenakan jaket hitam dengan garis merah dan putih di kedua lengan. Di dada kirinya tersemat logo Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).
“Ini seragam Porprov yang sebelumnya, 2023,” katanya sambil menyantap es teler yang dipesannya.

Prestasinya memang tidak main-main. Sebelumnya ia juga pernah meraih perunggu di Porprov Jatim VIII 2023, namun tahun ini berhasil naik podium tertinggi. Yang membuatnya makin emosional, kemenangan di laga final didapatnya dengan dramatis di 15 detik terakhir.
“Target awal sebenarnya cuma medali perak. Tapi saya dapat poin kemenangan di detik-detik terakhir. Nggak ingat, pokoknya menang lalu nangis,” kenangnya.

Perjalanan Berat dan Cemoohan yang Menyakitkan

Rosa mulai menggeluti jujitsu saat SMP, awalnya hanya iseng. Namun perjalanannya tidak mulus. Ia sering kali dibanding-bandingkan dengan teman, bahkan dicemooh tetangga yang meragukan kemampuannya.
“Katanya baru juara aja sudah sombong. Padahal saya nggak seperti itu,” ungkap alumnus MTsN Kanigoro, Kecamatan Kras, ini.

Tak hanya mental, masalah ekonomi keluarga juga menjadi tantangan besar. Sang ibu meninggal saat Rosa duduk di kelas 4 SD, dan sang ayah sakit sehingga tak bisa mencari nafkah.
Uang saku sehari-hari hanya Rp 5.000, cukup untuk ongkos naik bus ke sekolah di Kota Kediri. Maka, Rosa pun memutuskan berjualan jajanan seperti pizza mini, donat, dan pisang goreng coklat buatan tantenya.

Berjualan dilakukannya dari akhir kelas 10 hingga lulus SMA.
“Sehari bisa dapat untung Rp 70 ribu. Itu saya gunakan untuk bayar sekolah juga. Bahkan sempat berkali-kali minta penundaan pembayaran,” ungkap Rosa.

Namun, keterbatasan ekonomi membuat ijazah SMA-nya sempat ditahan karena ada tunggakan Rp 3–4 juta. Hal itu membuatnya gagal mengikuti ujian masuk perguruan tinggi.
Ia pun bekerja di swalayan sambil mencicil tunggakan hingga akhirnya bisa menebus ijazah. Kini, Rosa kuliah di Universitas Terbuka (UT) dan sudah masuk semester tujuh.

Prestasi Menginspirasi: Dari Kediri hingga Thailand

Di tengah perjuangannya, Rosa tetap konsisten dalam dunia jujitsu. Turnamen demi turnamen diikutinya, bahkan pernah membawa nama Indonesia ke kancah internasional.

Tahun 2022, Rosa bertanding di Thailand Open Grand Prix dan meraih medali perak, usai melawan atlet tuan rumah.
“Itu pengalaman yang tidak akan saya lupakan,” katanya.

Kini, Rosa menargetkan bisa masuk pemusatan latihan daerah (Puslatda) demi membuka peluang menuju Pekan Olahraga Nasional (PON). Ia ingin terus membawa nama Kediri dan Jawa Timur di kancah nasional, bahkan internasional.

“Saya ingin membuktikan, meskipun dari keluarga yang nggak berada, saya bisa. Saya ingin terus membanggakan orang tua saya,” tuturnya mantap. (red.a)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama