Stabil dan Tumbuh: Industri Jasa Keuangan di Kediri Terus Menunjukkan Kinerja Positif hingga Kuartal I 2025

  


Kediri,  sergaponline.online – Industri jasa keuangan di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri terus menunjukkan performa positif dan konsisten hingga akhir Maret 2025. Stabilitas ini menjadi sinyal kuat bahwa perekonomian regional berada pada jalur pemulihan yang sehat, dengan kontribusi signifikan dari sektor perbankan, perusahaan pembiayaan, pasar modal, serta lembaga keuangan non-bank (LKNB).

Pertumbuhan tersebut ditopang oleh likuiditas yang tetap terjaga dan permodalan lembaga keuangan yang kuat. Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan juga terus meningkat seiring gencarnya edukasi keuangan yang dilakukan oleh OJK Kediri bersama para pemangku kepentingan.

“Capaian ini adalah hasil nyata dari sinergi berkelanjutan antara OJK, lembaga keuangan, serta pelaku usaha di wilayah Kediri dan sekitarnya. Kami terus memperkuat peran edukatif dan perlindungan konsumen untuk menjaga kepercayaan publik,” ungkap Kepala OJK Kediri, Ismirani Saputri.

Sektor Perbankan dan UMKM Masih Jadi Motor Utama

Per Maret 2025, pertumbuhan kredit perbankan di wilayah Kediri tercatat sebesar 3,17 persen secara tahunan (YoY), dengan nilai kredit mencapai Rp88,52 triliun. Lebih dari 60 persen dari total penyaluran tersebut mengalir ke sektor UMKM, menandakan komitmen nyata dunia perbankan dalam mendukung sektor produktif.

Tiga sektor dominan penerima kredit yakni Perdagangan Besar dan Eceran (25,69 persen), sektor konsumtif non-rumah tangga (23,33 persen), serta Industri Pengolahan (15,49 persen). Rasio kredit bermasalah (NPL) pun masih dalam batas wajar di angka 2,63 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) turut tumbuh 3,62 persen menjadi Rp103,81 triliun, didorong oleh meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap produk tabungan dan deposito.

BPR/BPRS dan Pasar Modal Terus Menguat

Di sektor BPR/BPRS, performa juga menunjukkan tren positif. Rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 52,45 persen, mencerminkan kemampuan permodalan yang sangat kuat. Tingkat likuiditas pun terjaga dengan cash ratio 15,78 persen dan rasio pembiayaan (LDR/FDR) sebesar 106,19 persen.

Di sisi lain, inklusi pasar modal mengalami lonjakan yang signifikan. Jumlah Single Investor Identification (SID) melonjak 15,54 persen (YoY) menjadi 415.459. Instrumen reksadana masih mendominasi dengan 388.628 rekening, disusul oleh instrumen SBN dan saham. Kenaikan tertinggi justru tercatat pada instrumen saham, obligasi, dan sukuk korporasi sebesar 26,07 persen secara tahunan.

Perusahaan Pembiayaan dan Modal Ventura Tetap Bergairah

Nilai outstanding pembiayaan di perusahaan pembiayaan mencapai Rp7,01 triliun, naik 9,02 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun ada sedikit kenaikan NPF menjadi 4,21 persen, kualitas pembiayaan secara umum tetap terjaga.

Perusahaan modal ventura juga menunjukkan kinerja positif, dengan total piutang mencapai Rp311,92 miliar atau tumbuh 9,69 persen (YoY). Peningkatan ini disertai penurunan rasio NPF yang cukup drastis dari 15,59 persen menjadi 4,30 persen.

Lembaga Keuangan Mikro Tumbuh Konsisten

Tak kalah penting, sektor Lembaga Keuangan Mikro (LKM) turut memberikan kontribusi dengan aset yang naik 4,35 persen menjadi Rp122,03 miliar dan pembiayaan sebesar Rp80,59 miliar. Hingga Maret 2025, terdapat 15 LKM aktif di wilayah OJK Kediri, terdiri dari 11 LKM Konvensional dan 4 LKM Syariah (Bank Wakaf Mikro).

Kepercayaan Publik Menjadi Kunci

Capaian ini menjadi bukti bahwa strategi penguatan ekosistem keuangan yang diterapkan OJK Kediri berjalan efektif. Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya literasi keuangan dan lebih terbuka terhadap produk-produk jasa keuangan formal. Ini terlihat dari peningkatan signifikan baik di sisi simpanan, pembiayaan, hingga partisipasi di pasar modal.

"Kita tidak bisa bicara inklusi tanpa edukasi. Maka kami terus mengembangkan program edukatif dan perlindungan konsumen secara masif dan menyentuh semua lapisan," tegas Ismirani.

Dengan pondasi yang semakin kokoh, OJK Kediri optimis bahwa industri jasa keuangan di wilayah kerjanya akan terus bertumbuh secara sehat, berkelanjutan, dan inklusif sepanjang tahun 2025.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama