Kediri, sergaponline.online – Harapan publik sepak bola Kediri untuk melihat Stadion Brawijaya tampil lebih layak dan representatif sebagai kandang tim Liga 1 mulai menemui titik terang. Pemerintah Kota Kediri menyatakan siap melakukan sejumlah perbaikan penting selama masa jeda kompetisi.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri, Imam Muttakin, yang menyebut bahwa pihaknya akan bergerak cepat menyambut musim kompetisi baru.
“Mumpung musim kompetisi masih libur, kami akan manfaatkan waktu ini untuk memperbaiki stadion,” kata Imam.
Fokus utama perbaikan adalah pada lampu penerangan lapangan, yang selama ini menjadi sorotan karena tak memenuhi standar minimal pencahayaan untuk pertandingan malam hari.
Lampu jenis halogen yang selama ini digunakan akan diganti dengan lampu Light Emitting Diode (LED) yang lebih terang dan hemat energi. Imam mengonfirmasi bahwa pengajuan pergantian lampu tersebut telah mendapat persetujuan dari Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati.
“Sudah di-ACC Bu Wali Kota. Kami akan segera proses pengadaannya,” ujarnya.
Namun, perbaikan tak hanya menyasar pada sektor pencahayaan. DLHKP juga menargetkan pembenahan area tribun penonton, ruang ganti pemain, serta kamar mandi yang selama ini menjadi sorotan karena kurang nyaman.
“Kami lakukan pengecatan ulang, perbaikan kecil, dan perawatan fasilitas pendukung. Semua kami upayakan agar stadion tampak segar dan memenuhi standar,” tambah Imam.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persik Kediri, Tri Widodo, menegaskan bahwa peningkatan kualitas lampu stadion adalah hal yang paling mendesak.
Standar pencahayaan yang diminta oleh operator Liga 1 adalah 1.500 lux, sedangkan lampu Stadion Brawijaya saat ini belum mencapai setengahnya.
“Kalau tidak segera ditingkatkan, musim depan Persik tidak bisa pakai Stadion Brawijaya lagi sebagai home base,” tegas Widodo.
Ia mengingatkan kembali bagaimana Persik Kediri sempat terpaksa pindah kandang dan bermain di Stadion Supriadi, Kota Blitar, saat menjamu PSM Makassar dan Persija Jakarta, buntut dari insiden lampu padam dan genangan air di lapangan.
Salah satu insiden yang menjadi sorotan adalah saat lampu stadion padam mendadak pada laga melawan Persis Solo (14 Februari) dan Dewa United FC (1 Maret). Selain itu, pertandingan Persik vs PSS Sleman (19 Januari) juga berlangsung tidak maksimal karena lapangan tergenang air akibat hujan deras, sehingga aliran bola terganggu.
“Waktu beberapa bulan ini sangat krusial. Kami berharap minimal semua catatan evaluasi dari operator bisa diselesaikan,” harap Widodo.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa dukungan penuh dari Pemkot Kediri menunjukkan komitmen besar terhadap kemajuan sepak bola lokal dan profesionalisme pengelolaan stadion.
“Persik bukan sekadar tim kebanggaan, tapi juga aset daerah yang harus dijaga bersama. Stadion sebagai kandangnya juga harus representatif,” pungkasnya.(red.al)
Posting Komentar