Trenggalek Diterjang 58 Bencana dalam 12 Hari, 7 Orang Tewas dan Puluhan Rumah Rusak

   


Trenggalek, sergaponline.online   –Kabupaten Trenggalek kembali menjadi sorotan setelah diguncang 58 peristiwa bencana alam dalam kurun waktu 12 hari terakhir. Data resmi dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Trenggalek mencatat bencana tersebut terjadi sejak 14 hingga 25 Mei 2025 dan berdampak pada 78 titik di 51 desa/kelurahan. Sebanyak tujuh warga dilaporkan meninggal dunia.

Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Stefanus Triadi Atmono, menyebut bencana yang terjadi meliputi banjir, tanah longsor, dan angin kencang akibat cuaca ekstrem. Dari jumlah tersebut, bencana tanah longsor menjadi jenis kejadian paling dominan.

“Dari total kejadian, 34 di antaranya adalah tanah longsor dan tanah gerak. Sisanya, terdapat 20 titik banjir serta 4 kejadian angin kencang,” jelas Triadi, Selasa (27/5).

Ia menambahkan, curah hujan yang tinggi selama hampir dua pekan terakhir turut menjadi pemicu meningkatnya kejadian bencana alam. Wilayah terdampak longsor tersebar di Kecamatan Bendungan, Munjungan, Panggul, Watulimo, Tugu, Pule, Trenggalek, dan Kampak.

Salah satu kejadian longsor terbesar terjadi di Dusun Kebonagung, RT 16, Desa Depok, Kecamatan Bendungan, di mana tiga rumah terkubur total dan tujuh rumah lainnya mengalami kerusakan serius. Dalam kejadian tragis ini, enam nyawa melayang, termasuk seorang balita berusia dua tahun.

“Evakuasi dilakukan oleh tim gabungan SAR, dan keenam korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” ungkap Triadi.

Selain kerusakan hunian warga, longsor juga berdampak pada fasilitas umum seperti jalan desa, jembatan penghubung, sekolah, irigasi pertanian, serta bangunan penahan tanah (talud). Secara keseluruhan, tercatat 60 rumah rusak ringan, 10 rusak sedang, dan tiga rusak berat. Satu warga juga dilaporkan mengalami luka-luka.

Banjir pun melanda beberapa kecamatan lain seperti Trenggalek Kota, Pogalan, Karangan, Gandusari, Durenan, Panggul, dan Munjungan. Insiden banjir paling parah terjadi di wilayah kota Trenggalek, menggenangi sejumlah ruas jalan nasional dan merendam fasilitas kesehatan di RSUD dr. Soedomo.

“Banjir menyebabkan gangguan pada pelayanan rawat jalan rumah sakit. Selain itu, satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat banjir di Kecamatan Munjungan,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Trenggalek saat ini masih fokus melakukan tahap pemulihan, mulai dari penanganan darurat, asesmen kerusakan, rehabilitasi hingga rekonstruksi infrastruktur.

“Untuk warga terdampak longsor di Desa Depok, kami sedang proses relokasi ke lokasi yang lebih aman. Kami berharap secepatnya tersedia lahan baru agar pembangunan hunian tetap bisa segera dimulai,” tegas Triadi.

Ia juga mengingatkan masyarakat agar selalu waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

“Masyarakat perlu sigap dan tidak panik saat terjadi bencana. Kami juga mengajak semua pihak bersabar, karena pemulihan pascabencana membutuhkan waktu dan kerja sama berbagai elemen,” pungkasnya.(red.al)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama