SPMB SMP Kabupaten Kediri Memanas, Jalur Prestasi Diserbu, Sekolah Pinggiran Masih Sepi Peminat

 



KEDIRI, sergaponline.online  – Gelombang penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2025/2026 di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Kediri menunjukkan ketimpangan signifikan antara sekolah favorit dan sekolah pinggiran. Fenomena ini semakin mempertegas ketatnya persaingan dan seleksi, bahkan di jenjang pendidikan menengah pertama.

Di sejumlah SMP unggulan, jalur prestasi diserbu pendaftar hingga melebihi kapasitas. Sebaliknya, masih banyak sekolah yang harus membuka pendaftaran tahap kedua karena belum mencapai pagu.

Jalur Prestasi Diminati, Pagu Langsung Penuh

SMP Negeri 2 Ngasem menjadi salah satu contoh sekolah yang jalur prestasinya langsung membludak. Menurut Kepala Sekolah Sulistyo Wulandari, dari 56 kursi yang tersedia pada jalur ini, jumlah pendaftar mencapai 83 siswa. Akibatnya, sebanyak 27 anak harus tersisih.

“Untuk jalur prestasi, alhamdulillah sudah penuh, bahkan ada yang tertolak,” terang Sulistyo, Rabu (26/6/2025).

Namun demikian, ia menambahkan bahwa jalur afirmasi dan mutasi masih memiliki slot kosong dan akan diisi pada SPMB tahap kedua.

SMP Favorit Penuh di Hari Pertama

Tak hanya SMPN 2 Ngasem, SMPN 1 Ngasem yang dikenal sebagai sekolah favorit juga mengalami lonjakan pendaftar. Khoirul Anwarudin, Ketua Panitia SPMB sekolah tersebut, menyebutkan bahwa dari total 228 kuota, terdapat 395 pendaftar.

“Lumayan banyak yang tidak lolos di tahap pertama ini,” ujar Khoirul.

Ia menyarankan para siswa yang belum diterima agar tidak panik. Kesempatan masih terbuka lebar di tahap kedua, terutama jika mereka bisa menyesuaikan diri dengan jalur pendaftaran yang sesuai.

Ketimpangan Terlihat di Sekolah Pinggiran

Berbeda dengan sekolah-sekolah unggulan, beberapa SMP di wilayah pinggiran justru kesulitan memenuhi kuota. Bahkan setelah tahap pertama ditutup, masih banyak bangku kosong yang tersisa.

Fenomena ini menunjukkan adanya pola pilihan yang cenderung condong ke sekolah-sekolah favorit, sementara sekolah lain belum mendapatkan kepercayaan yang sama dari masyarakat.

Ratusan Siswa Tereliminasi, Peluang Tahap II Terbuka

Kasus serupa juga terlihat di SMPN 2 Pare. Dari total 216 kursi, sekolah ini menerima 360 pendaftar. Artinya, 144 siswa harus mencari peluang di tempat lain.

Kondisi ini menegaskan bahwa dinamika SPMB SMP di Kabupaten Kediri kini tak kalah menegangkan dibandingkan jenjang SMA/SMK. Tak sedikit siswa dan orang tua yang harus mengubah strategi di tengah proses seleksi.

Evaluasi dan Harapan

Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri diharapkan dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem zonasi, pemerataan mutu pendidikan, hingga persepsi masyarakat terhadap sekolah.

Jika tidak, pola ini dikhawatirkan akan terus memicu ketimpangan dan menumpuknya pendaftar di sekolah tertentu, sementara sekolah lain tetap kesulitan mengisi bangku kosong.(RED.AL)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama