Kediri, sergaponline.online – Setelah menyelesaikan rangkaian ibadah utama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah haji Indonesia termasuk asal Kediri yang memilih nafar awal mulai kembali ke hotel masing-masing di Makkah pada Minggu (8/6) waktu Arab Saudi.
Sesuai ketentuan, jemaah yang mengambil nafar awal — yakni melempar jumrah hingga 12 Zulhijah — wajib meninggalkan Mina sebelum waktu Ashar. Mayoritas jemaah memilih berangkat sejak dini hari agar dapat menyelesaikan lempar jumrah dengan tenang, mengingat rute menuju lokasi cukup menantang.
Dalam pelaksanaan lempar jumrah ini, jemaah harus menempuh perjalanan kaki yang cukup jauh. Minimal, jarak pulang-pergi mencapai lima kilometer. Terutama bagi mereka yang menempati tenda di wilayah Mina terluar, seperti Mina Jadid, jarak bisa membengkak hingga 12 kilometer pulang-pergi.
"Alhamdulillah, tenda saya lumayan jauh. Hampir perbatasan Mina Jadid. Kalau ke Jamarat sekitar 6 kilometer, pulang-pergi jadi 12 kilometer," ungkap M. Yusuf, jemaah asal Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
Lempar Jumrah: Berat tapi Bisa Diwakilkan
Jarak yang jauh dan medan yang cukup menantang membuat banyak jemaah lansia dan risiko tinggi (risti) kesulitan melaksanakan lempar jumrah sendiri. Namun syariat Islam memberikan keringanan: ibadah ini boleh diwakilkan oleh jemaah lain yang masih kuat secara fisik.
Meskipun begitu, semangat jemaah tidak surut. Mereka tetap berusaha menyempurnakan ibadah dengan sebaik mungkin. "Berat, tapi ini bagian dari jihad. Melaksanakan perintah Allah. Insyaallah semua ada balasannya," ujar salah satu jemaah lansia dari Kediri.
Tidak Ada Jadwal Kepulangan, Jemaah Bingung
Di balik kekhusyukan pelaksanaan ibadah, beberapa kendala sempat terjadi. Salah satunya adalah ketidakjelasan jadwal kepulangan jemaah dari Mina menuju hotel di Makkah.
Jika pada tahun-tahun sebelumnya jadwal pengangkutan jemaah sudah diatur berdasarkan kloter sejak sebelum Armuzna, tahun ini situasinya berbeda. Hingga jemaah hendak berangkat kembali ke Makkah, tidak ada informasi resmi mengenai jadwal pemulangan. Bahkan beberapa petugas kafilah pun tampak kebingungan.
"Biasanya ada undian. Kloter yang berangkat lebih dulu ke Armuzna, akan dipulangkan belakangan. Tapi sekarang tidak ada informasi apa-apa," tutur Ahsinil Umam, pembimbing KBIHU yang sudah mendampingi jemaah haji beberapa kali.
Perjalanan Belum Usai: Masih Ada Tawaf Ifadah dan Sai
Sekitar pukul 10.00 Waktu Arab Saudi, jemaah mulai diberangkatkan menggunakan bus menuju Makkah. Namun perjuangan mereka belum usai. Dua rukun haji penting masih menanti: tawaf ifadah dan sai di Masjidil Haram.
Rencananya, jemaah akan berjalan kaki dari hotel ke Masjidil Haram karena bus salawat masih belum beroperasi. Jarak total yang harus mereka tempuh, termasuk tawaf dan sai, diperkirakan mencapai 12 kilometer.
Meski melelahkan, jemaah tetap semangat. Banyak yang menganggap setiap langkah yang mereka ambil di Tanah Suci merupakan bentuk pengorbanan dan ibadah.
“Melangkah sejauh apapun demi menyempurnakan rukun haji ini, semoga menjadi saksi ketaatan kami kepada Allah,” ucap seorang jemaah perempuan asal Kecamatan Ngadiluwih.
Pemerintah dan petugas haji diimbau untuk terus meningkatkan komunikasi dan pelayanan, agar jemaah bisa lebih tenang dalam menjalani ibadah yang menjadi impian seumur hidup ini.(RED.AL)
Posting Komentar